D. Jangan Memilih yang Cacat Fisik
Secara fisik, perkutut yang akan
dijadikan induk harus normal. Jika tidak diperhatikan dengan cermat,
cacat fisik kadang tidak tampak. Cacat baru tampak setelah induk berada
di sangkar penangkaran.
Mata buta, kelopak mata tidak simetris,
kelopak mata tidak menutup sempurna, dan jari kaki putus merupakan cacat
fisik yang paling mudah diamati. Dengan melihat sepintas, cacat fisik
seperti ini akan ketahuan.
Lain halnya jika cacat fisiknya adalah
pincang, sayap terkulai, atau tulang dada bengkok. Cacat seperti ini
memerlukan pengamatan yang lebih seksama untuk mengetahuinya. Perkutut
yang pincang terlihat pada saat berjalan. Oleh karena itu, perlu diamati
pada saat berjalan. Sayap yang terkulai terlihat jelas pada saat
perkutut tidak melakukan aktivitas gerak. Pada saat diam, sayap yang
normal terlihat rapat ke tubuh. Tulang dada yang bengkok baru kelihatan
jika dada perkutut diraba dengan jari.
E. Jangan Memilih Induk Hasil Tangkapan dari Alam
Sekarang ini perkutut peliharaan yang
berasal dari tangkapan di alam lebih sedikit daripada yang berasal dari
hasil penangkaran. Alasannya, perkutut hasil tangkapan dari alam
suaranya kurang bagus. Meskipun demikian, tetap saja ada penjual burung
yang menjual perkutut tangkapan dari alam.
Meskipun harganya sangat murah, untuk
tujuan penangkaran di sangkar kecil, jangan sekali-kali memilih perkutut
tangkapan dari alam sebagai induk. Burung hasil tangkapan memiliki
perilaku liar. Dalam sangkar kecil, burung seperti ini sulit berkembang
biak.
Lebih baik jika memilih burung hasil
penangkaran. Perkutut hasil penangkaran lebih terbiasa dengan manusia
dan sudah terbiasa berkembang biak dalam kandang. Oleh karena itu, tidak
menjadi masalah jika perkutut ini ditangkarkan di dalam sangkar kecil.
Posting Komentar