vi. Memanfaatkan Puter sebagai induk asuh
Anak
perkutut bisa dititipkan ke burung puter untuk dibesarkan. Dengan
demikian, induk perkutut tak perlu berlama-lama mengasuh anak. Induk
perkutut hanya mengasuh anak selama kurang lebih sepuluh hari. Waktu
yang seharusnya digunakan untuk mengasuh anak-kurang lebih hingga
anaknya berumur sebulan-bisa digunakan untuk memulihkan kondisi tubuh
setelah sekian lama mengeram. Begitu kondisinya pulih, induk perkutut
bisa segera dikawinkan dan bertelur lagi. Inilah keuntungan memanfaatkan
puter untuk mengasuh anak perkutut.
A. Memilih Puter untuk Induk Asuh
Puter yang telah berumur _+l,5 tahun bisa
digunakan untuk membesarkan anak perkutut. Untuk keperluan ini,
diperlukan sepasang puter, jantan dan betina. Sepasang puter bisa
digunakan untuk mengasuh 2—6 ekor anak perkutut.
Sebagai induk pengganti, puter ini harus
benar-benar sehat. Puter yang sehat bisa diketahui dari perilaku dan
penampakan tubuhnya. Perilaku yang lincah dengan nafsu makan yang tinggi
menunjukkan puter tersebut sehat. Bulu puter yang sehat juga tampak
rapi dan bersih. Tak ada sama sekali bekas kotoran di sekitar kloaka.
Matanya tampak bersih dan jernih. Lubang hidung bersih dan kering.
Untuk memastikan puter benar-benar sehat,
selama satu bulan burung ini diisolasi (ditempatkan dalam sangkar dan
dijauhkan tlari perkutut). Selama masa isolasi, puter diberi obat cacing
dua kali dalain waktu dua minggu. Obat cacing khusus untuk burung bisa
pilih AscariStop yang bisa dibeli secara online dengan cara penggunaan dan pembelian bisa di-klik di sini.
Dengan cara ini puter akan terbebas dari cacing. Dengan demikian, anak
perkutut yang akan diasuhnya pun juga terhindar dari serangan cacing.
B. Menyiapkan Sangkar Puter
Puter
yang akan digunakan untuk mengasuh anak perkutut ditempatkan dalam
sangkar berjeruji bambu. Bentuk sangkar sebaiknya memanjang dengan
ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 50 cm. Di dalam sangkar
ini pula anak perkutut akan diasuh oleh puter. Sangkar untuk puter ini
dilengkapi dengan wadah pakan dan air minum, tenggeran, tempat sarang
berikut bahan sarangnya, serta penampung kotoran.
Wadah pakan dan wadah minum sama dengan
yang digunakan untuk perkutut. Wadah ini diletakkan di kanan dan kiri
pintu sangkar. Peletakan seperti ini akan membuat wadah terhindar dari
kotoran puter dan mudah dikeluarkan atau dimasukkan. Supaya tidak mudah
bergeser atau terbalik, wadah pakan dan air minum harus dikaitkan ke
jeruji sangkar.
Tenggeran dipasang pada ketinggian
sepertiga atau setengah tinggi sangkar dengan arah sejajar panjang
sangkar. Tenggeran sebaiknya terbuat dari kayu yang kasar (tidak licin)
sehingga puter atau anak perkutut dapat bertengger dengan baik. Ranting
asam yang masih terbungkus kulit sangat baik untuk tenggeran.
Tempat sarang untuk puter bisa dengan
mudah didapat di pasar burung. Bahan pembuatnya bisa dari bambu atau
rotan. Tempat sarang ini sebaiknya berdiameter sekitar 15 cm. Tempat
sarang diletakkan di dasar sangkar pada sudut yang paling jauh dari
pintu. Tempat sarang ini harus dilengkapi dengan bahan sarang berupa
rerumputan atau daun cemara yang sudah kering. Bahan sarang harus sudah
tersedia ketika puter mulai kawin.
Penampung kotoran dipasang pada bagian
bawah sangkar. Perlengkapan ini harus bisa dengan mudah dipasang dan
dilepas. Penampung kotoran bisa terbuat dari lembaran aluminium atau
tripleks.
Posting Komentar