Menangkar Perkutut

MENANGKAR PERKUTUT DI SANGKAR

 

i. Keuntungan

Lazimnya perkutut diternakkan di dalam kandang. Kandang untuk beternak perkutut umumnya berdinding kawat dan berkerangka kayu atau besi. Sekecil apa pun kandang—lebar 60 cm, panjang 90 cm, dan tinggi  180 cm dianggap ukuran kecil — selalu didirikan di atas tanah dan berlantai tanah.
Rupanya untuk beternak perkutut tidak melulu harus dengan kandang seperti itu. Setidaknya telah ada yang berhasil beternak perkutut tanpa menggunakan kandang seperti itu. Kandang yang digunakan beternak lebih tepat disebut sangkar karena memang berupa kurungan atau sangkar gantung dengan jeruji dari bambu. Meskipun demikian, penempatan sangkar ini tidak digantung bebas sehingga bisa berayun-ayun. Sangkar gantung ini dipasang menempel pada dinding. Dengan demikian, tempat beternak perkutut ini tidak beralaskan tanah. Ukuran sangkar gantung yarig digunakan relatif sangat kecil, yaitu panjang dan lebar sekitar m dengan tinggi 60 cm.
Anggapan sementara orang bahwa perkutut hanya bisa berkembang biak di dalam kandang berlantai tanah ternyata tidak benar. Di dalam sangkar kecil yang bisa dengan mudah dipindahkan pun, perkutut bisa berkembang biak. Rupanya burung yang tidak bisa jinak—selalu ketakutan jika didekati dan tidak mau kembali ke kandang jika lepas—ini justru sangat mudah dikembangbiakkan.
Keberhasilan menangkarkan perkutut di dalam sangkar tentunya sangat menggemhirakan bagi mereka yang ingin belajar beternak perkutut. Digantikannya peran kandang permanen oleh sangkar yang mudah dipindah tempat membuat usaha beternak perkutut tidak lagi melulu hanya bisa dilakukan oleh mereka yang memiliki lahan luas. Selama suatu tempat masih bisa dijangkau oleh sinar matahari maka di situ bisa digunakan sebagai tempat meletakkan sangkar penangkaran.
Selain menghemat tempat, menangkarkan perkutut di dalam sangkar juga memiliki manfaat lain, misalnya perkutut jarang terserang cacing. Serangan cacing umumnya terjadi pada perkutut yang diternakkan di dalam kandang dengan alas tanah dan kurang terjaga kebersihannya. Dalam kandang beralaskan tanah, perkutut sering memakan pakan yang telah jatuh. Hal ini memudahkan cacing masuk ke tubuh perkutut.
Anak perkutut hasil penangkaran dari sangkar relatif lebih jinak dibanding perkutut hasil penangkaran dari kandang. Anak-anak burung menjadi terbiasa dengan tempat yang sempit dan juga terbiasa berdekatan dengan berbagai aktivitas manusia. Dengan demikian, perkutut menjadi tidak begitu liar. Perkutut yang berperilaku liar selalu terbang ketakutan jika didekati oleh manusia atau melihat sesuatu yang asing baginya. Jika terus-terusan ketakutan umumnya sayapnya terluka. Meskipun tidak menyebabkan kematian, luka pada sayap sulit sembuh. Ini jarang terjadi pada anak perkutut hasil ternak dalam sangkar kecil.
Apabila disimpulkan, keuntungan menangkarkan perkutut di dalam sangkar dibandingkan di dalam kandang, dapat dilihat sebagai berikut:
Menangkar di sangkar gantung
•f    Hanya memerlukan tempat yang kecil atau dapat dilakukan di tempat yang kecil, asal terkena sinar matahari
•    Perkutut jarang terkena cacingan
•    Anak yang dihasilkan lebih jinak
Menangkar di kandang penangkaran
•    Memerlukan tempat yang luas
•   Perkutut dapat terserang cacingan
•   Anak perkutut yang dihasilkan masih liar.

Related product you might see:

Share this product :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Arya BF Template | Perkutut Template
Copyright © 2011. Perkutut Indonesia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Perkutut Indonesia
Budidaya Perkutut