Pengalaman peternak menunjukkan bahwa pemberian multivitamin, misalnya BirdVit,
untuk burung kicauan juga bisa mempertahankan daya reproduksi perkutut
tetap tinggi. Mukivitamin ini mengandung vitamin dan mineral yang
diperlukan untuk reproduksi.
Di alam bebas perkutut sering memakan
batu atau kerikil yang lembut untuk membantu pencernakan. Dalam sangkar
penangkaran fungsi batu atau kerikil lembut bisa diganti batu bata.
Pecahan batu bata berukuran setengah genggaman tangan bisa diletakkan di
dasar sangkar. Perkutut akan mematuki batu bata ini untuk membantu
pencernakan sekaligus memenuhi kebutuhan akan mineral. Sebelum diberikan
ke perkutut, batu bata harus dicuci bersih, lalu direbus atau
disangrai. Dengan cara ini perkutut akan terhindar dari serangan
organisme yang kemungkinan menempel pada batu bata.
Sangkar yang bersih akan menghindarkan
perkutut dari penyakit. Oleh karena itu, kebersihan sangkar harus selalu
diperhatikan. Setiap hari kotoran yang tertampung harus dibuang.
Penampungnya harus dibersihkan sebelum dikembalikan ke sangkar.
Pelepasan maupun pemasangan kembali penampung kotoran harus dilakukan
dengan pelan-pelan supaya perkutut tidak ketakutan.
Setelah penampung kotoran bersih, jeruji
pada dasar sangkar juga dibersihkan dari kotoran yang menempel. Umumnya
sangkar model sekarang jeruji pada sisi bawah bisa dilepas seperti
halnya penampung kotoran. Sangkar seperti ini mudah dibersihkan dari
kotoran tanpa mengganggu ketenangan perkutut yang ada di dalamnya.
Sangkar dibersihkan secara total ketika
anak perkutut dipisah dari induknya. Sementara sangkar dibersihkan,
induk perkutut dipindah ke sangkar lain. Semua kotoran yang menempel
pada sangkar harus dibuang. Semua perlengkapan sangkar harus bersih.
Kalau perlu, gunakan FreshAves
untuk melakukan penyemprotan agar burung bebas kutu dan jamur. Setelah
bersih, semua perlengkapan dikembalikan ke tempat semula. Bahan sarang
tidak bisa dipakai lagi untuk bertelur. Bahan sarang harus diganti
dengan yang baru untuk periode perkembangbiakan berikutnya.
Kontrol terhadap atap sangkar juga harus
dilakukan secara rutin. Jangan sampai ada atap yang bocor, terutama pada
musim bujan. Posisi pelindung sarang serta wadah pakan dan wadah minum
barus diperhatikan. Jangan sampai posisinya bergeser hingga memungkinkan
sinar matahari atau air hujan masuk ke tempat-tempat tersebut.
Perkutut betina biasanya bertelur satu
hingga dua minggu setelah kawin. Setiap periode perkembangbiakan seekor
perkutut umumnya menghasilkan dua butir telur. Dua butir telur ini
dikeluarkan berurutan selama dua hari. Meskipun demikian, kadang-kadang
seekor perkutut hanya bertelur satu butir. Telur perkutut dierami selama
14-16 hari.
Sebaiknya tanggal keluarnya telur
dicatat. Pencatatan diperlukan untuk mengetahui kapan telur menetas.
Jika dalam waktu 14— 16 hari belum menetas, jangan terburu-buru telur
tersebut diambil. Barangkali telur tersebut memang belum saatnya
menetas. Telur baru bisa diambil, untuk dibuang, setelah melewati masa
pengeraman selama seminggu. Pengambilan telur yang sudah saatnya
menetas, tetapi belum juga menetas diperlukan supaya induk perkutut
tidak terus mengerami telur yang nyata-nyata tidak mau menetas. Selain
telur, bahan sarang juga perlu diambil.
Kadang-kadang ada perkutut jantan yang
berusaha mengawini perkutut betina yang sedang mengerami telur.
Keinginan perkutut jantan ini sering menyebabkan perkutut betina
berlarian menghindarinya. Hal seperti ini tentu sangat mengganggu proses
pengeraman telur. Perkutut jantan yang berperilaku seperti ini
sebaiknya dipisah dari betinanya. Perkutut betina dibiarkan mengerami
telur tanpa pejantan.
Posting Komentar